Sabtu, 12 November 2011

harus publish ini

Gw mau cerita. Bukan cerita gw sebenernya. Temen gw di gereja yang nyeritain ini dulu buat anak-anak di gereja gw. Gini ceritanya (dalam versi bahasa gw tentunya) :

Suatu ketika, ada sekelompok katak dan kodok (katak suaranya "kwebek kwebek", kodok suaranya "kwok kwok") yang mau pindah tempat dari danau biasa mereka tinggal, soalnya disitu ga memungkinkan lagi untuk meneruskan kehidupan. Jadi, mereka baramai-ramai pindahan ke danau lain yang mungkin lebih banyak nyamuknya kali ya, kan biasanya kodok makan nyamuk.

Dalam perjalanan, mungkin karena jauh dan cape juga, ada 2 kodok yang jatoh ke dalam lubang yang cukup dalam secara ga sengaja. Mungkin ga ngeh kali saking capenya. Akhirnya mereka berdua berusaha keluar dari lubang itu dengan cara loncat-loncat. Temen-temen kodok dan katak lainnya nonton dari atas dan ngasih semangat. Kita misalkan saja nama mereka Bono dan Boni. "Ayo Bono, ayo Boni, kalian bisa! ", kata kodok dan katak lainnya dari atas lubang. Tapi emang dasar lubang itu dalem banget, jadi sampe beratus-ratus kali mereka lompat, ga ada hasil. Nihil.

Mungkin karena cape dan bosen juga, para kodok dan katak temen-temen Bono dan Boni akhirnya nyerah juga ngedukung. Mereka mulai menonton dengan pasrah, sambil sesekali mencibir "Ya udahlah No, Ni, mungkin memang ga bisa," atau "Pasrah ajalah. Ga bisa ketolong lagi." Dan semakin lama..ucapan mereka makin kejam. Mereka seolah tertawa ngeliat temen-temen mereka yang dalam masa kritis itu. Sampe akhirnya Bono nyerah. Dia terlalu cape untuk melompat, terlalu lelah untuk naik, dan terlalu sakit untuk mendengar seruan-seruan temen-temennya itu. Bono pasrah dan akhirnya jadi lemah. Mati.

Gimana nasib Boni? Doi beda. Dia masih melompat. Walaupun otot-otot kakinya udah mau copot. Temen-temen sesama kodok dan katak dari atas mulai mesem-mesem menertawakan Boni. "Nih anak ga mau nyerah juga, e'o banget dah," pikir mereka. 

Tau akhirnya? Boni sukses sodara-sodara! Dia berhasil naik ke atas! Kodok-kodok dan katak-katak yang ada disitu heran banget dan diem saking kagumnya. Sampe akhirnya ada salah satu katak angkat bicara "Bon?", panggilnya. Si Boni diem. Heran, si katak manggil lagi, "Bon?", Boni masi diem aja. Kesel juga si katak lama-lama. "BONIIII!!", dia teriak kenceng banget. "Ya?", si Boni baru ngerespon. 

"Kok kamu bisa naik?gimana rahasianya?"
"Hah?"
"Gimana ceritanya bisa naik?"
"Apa?"
"BOLOT LW BON! GIMANA CARANYA BISA NAIK?"
"Oh, sori, saya emang punya penyakit, pendengaran saya kurang. Tadi saya juga dah ga kuat lagi untuk naik. Ngeliat si Bono nyerah, saya dah mau nangis sebenernya. Tapi karena kalian ngasi semangat terus dari atas, saya jadi semangat buat bisa keluar dari lubang itu. Makasih ya teman-teman!"
"........"


Ada kalanya kita harus menutup telinga saat lingkungan sekitar kita ga memberi dukungan yang kita butuhkan, bahkan saat kita jatuh. Hal tercerdas yang bisa kita lakukan adalah menjadikan cibiran menjadi pemicu semangat kita untuk membuktikan bahwa kita bisa. Punya kelemahan? Jadikan itu kekuatan.

Sabtu, 05 November 2011

make a trash

Ada orang yang bilang kalo nyanyi itu susah, tapi mungkin bagi Agnes Monica itu perkara sepele. Banyak dari murid gw yang bilang kalo matematika SMA itu ribet, tapi bagi gw itu seru. Sebagian orang berpikir bahwa melukis itu sulit, tapi mungkin pelukis jalanan yang ada di kota tua Jakarta bakal ketawa menanggapinya.

Ada banyak kesulitan yang ngga kita pandang sama. 
Jadi, kenapa harus men-judge diri "lebih?"
 
Ini cuma pikiran gw aja. Intinya sih ya..nobody is better than another one lah.
Ga maksa satu pendapat kok.