Kamis, 23 Agustus 2012

Tuhan, ini uang siapa?

Oke, jadi begini ceritanya,
tadi siang (22 Agustus 2012, perlu ditulis soalnya tulisan ini dibuat jam 1 pagi tanggal 23 Agustus), saya pergi ke Taman Anggrek untuk bertemu dengan 2 teman saya dikampus dan pacar baru salah satu teman saya. Kami janjian buat main ice ckating di Sky Rink, yang berlokasi di mal tujuan kami.

Singkat cerita, sesampainya di mal, saya segera mencari ATM sambil menunggu teman-teman saya yang saat itu belum sampai. Dan terjadilah peristiwa aneh itu.

Biasanya, nominal uang kita akan berkurang kalau dilakukan penarikan tunai, sudah pasti. Tapi yang terjadi  siang tadi adalah kebalikannya. Uang saya bertambah! Lumayan pula jumlahnya. Saya sangat yakin karena saya terbiasa menyimpan bukti transaksi terakhir di ATM, dan mencatat nominal sisa uang saya di handhone. 

Sepanjang perjalanan pulang setelah seharian bersama sahabat-sahabat saya tadi, saya terus berpikir. Itu uang siapa ya? THR? Tidak mungkin, saya sudah terima 15 Agustus yang lalu. Tambahan THR? tidak mungkin juga, Lebaran sudah selesai, lagipula dasar perhitungannya apa? THR yang saya terima bulan ini sudah sesuai peraturan pemerintah..Terus siapa yang kasih? Yang tahu nomor rekening saya yang satu itu cuma bagian finance di kantor. Mereka juga masih libur seperti saya, otomatis tidak ada transaksi dari kantor..

Yah, mungkin ini memang rejeki dari Tuhan. Mungkin rejeki adik saya yang memang butuh handphone. Mungkin rejeki dua sepupu saya yang belum saya kasih THR. Mungkin rejeki saya juga buat beli gantungan khusus untuk pakaian di kamar.

Makasih ya Tuhan :D

Sabtu, 18 Agustus 2012

"Wanita akan terlihat lebih cantik dengan rambut panjang."

Lama aku menatapmu.

"Aku suka rambut pendek. Lagipula, aku lebih memilih jadi wanita yang manis ketimbang cantik."


Kamu bukan siapa-siapa lagi.

Jumat, 17 Agustus 2012

Not the greatest one, but the first one

Handphone pertama saya adalah Nokia 2100. Bukan barang baru, tapi pemberian dari sepupu saya, yang saat itu sudah mempunyai handphone lain yang lebih bagus tentunya.


Saat itu, sudah banyak orang yang menggunakan handphone yang lebih bagus, tentu saja. Handphone terlengkap dengan kamera dan ringtone yang sudah berbasis truetone banyak dimiliki masyarakat umum.

Satu hal yang saya ingat, adalah betapa saya tidak peduli dengan lingkungan. Telepon genggam pertama saya, adalah yang terhebat buat saya. Tidak peduli betapa sederhananya handphone itu, yang saya tahu adalah saya sama saja dengan masyarakat lainnya. Punya handphone, titik.


Kadang orang berpikir untuk memperoleh yang terbaik. Tapi yang pertama, tetap saja lebih baik. Cara pandanglah yang membuatnya istimewa.

Be grateful.

Rabu, 15 Agustus 2012

can't be denied

Selalu sama.
Saat saya merasa harus diperlakukan lebih, lingkungan mengingatkan kalau saya belum memberikan apa-apa. Kontribusi nyata? Nihil.

Yah, ada saatnya saya merendahkan diri dan menelaah lagi, bahwa saya memang belum menghasilkan yang terbaik.

Sabtu, 11 Agustus 2012

..........

Sabat pukul 8.

Opung boru bercerita. Tentang bagaimana ia kesepian karena 2 sepupuku yang sekarang kuliah di Bandung dan aku harus menghubungi mereka, kedua anak yatim piatu yang sangat dikasihi itu. Tentang bagaimana ia minta diajarkan menggunakan handphone supaya bisa menanyakan kabar mereka. Tentang aku yang harus menabung dan tidak perlu sekolah lagi seperti kakakku yang sedang menjalani S2-nya. Tentang hari-hari dimana kami semua tidak dirumah dan dia sangat kesepian. Tentang sepupuku yang lain.

Opung yang sudah ringkih yang kadang membuat aku kesal. Opung yang punya kebiasaan menyanyi lagu renungan pagi dengan suara seperti orang mau menangis.

We do love you, opung boru.