Jumat, 17 Agustus 2012

Not the greatest one, but the first one

Handphone pertama saya adalah Nokia 2100. Bukan barang baru, tapi pemberian dari sepupu saya, yang saat itu sudah mempunyai handphone lain yang lebih bagus tentunya.


Saat itu, sudah banyak orang yang menggunakan handphone yang lebih bagus, tentu saja. Handphone terlengkap dengan kamera dan ringtone yang sudah berbasis truetone banyak dimiliki masyarakat umum.

Satu hal yang saya ingat, adalah betapa saya tidak peduli dengan lingkungan. Telepon genggam pertama saya, adalah yang terhebat buat saya. Tidak peduli betapa sederhananya handphone itu, yang saya tahu adalah saya sama saja dengan masyarakat lainnya. Punya handphone, titik.


Kadang orang berpikir untuk memperoleh yang terbaik. Tapi yang pertama, tetap saja lebih baik. Cara pandanglah yang membuatnya istimewa.

Be grateful.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar