Sabtu, 14 April 2018

Mini fiksi lagi

"kenapa harus kopi?"
"Maksudnya?"

Aku menggeleng pelan. Dia tahu persis aku tidak minum kopi. "I insist," kalimat terakhir yang ia bilang sebelum pesanan kopi itu datang untukku.

Matanya tajam menatapku. Sedikit membuatku jadi salah tingkah. Mungkin kalau belum menikah, aku goyah juga.

"Satu teguk aja."
"Nggak."
"Please.."

Ah, lagi-lagi dia menatapku dengan cara yang berbeda, namun sama memukaunya. Mata sayu, senyum lembut, sedikit merajuk.

"You know I won't do that."

Senyumnya merekah. "That's why I love you the most. Keras kepala."

Mungkin pipiku sudah memerah, entah. Tapi rasanya panas.

"Kopi ini enak, Chi. Apalagi kalo kamu suka minum kopi, kamu bakal ngerti kalau ini kopi  bagus. Rasanya sedikit pahit, karena ga pake creamer dan gulanya ga banyak. Tapi justru tajamnya rasa kopi ini jadi lebih terasa. Enak. Hangat. Harum. Bikin rileks."

"Aku ga suka." Susah bicara sama pecinta kopi.

"This coffee, tells us a philosophy of love. Rasanya ga selalu manis, Chi. Pahit kadang. Tapi tetap, menenangkan."

"Well I don't drink coffee, nor I like to be in love."

"I'm not going to push you. But I hope you will realize that this coffee is not for you, but will always be around your life, since many people like it. Then, the love also do the same. You don't need it, but will always be around you. Sakit, Chi. Aku tau kok. Tapi jangan jadi anti gitu."

"Ga taulah."

Dia tersenyum. "I love you."

"My husband also say the same."

"Then he does."

"I don't know."


Senyum merekah lagi di bibir itu. "Be with me."

"Jadi, apa bedanya aku sama dia?"

He grabbed my hands. "Aku ga akan maksa lagi. But one thing, berbahagialah. Aku mohon. Kamu sudah belajar mencintai tanpa melukainya. Aku mohon, berbahagialah. Aku ga suka kamu merana. Jalanilah sama dia, tapi berhentilah terluka."

Dan kamipun berdoa.


Beyond my imagination

Now I know why God creates imagination. Many reasons, but some that I love are:

To help people have a little " shortcut", to runaway from the reality.

To help human still alive while the soul is already dead.

To keep us have hopes, though there aren't.


Senin, 09 April 2018

Empty

Still breathing and alive just for my baby. She / he deserves the best while I'm not.