Selasa, 26 Desember 2017

Minifiksi

"Sudah berapa lama?"
Ia memandangku dengan sudut matanya, sembari menelan sisa teh hangat yang masih berada di rongga mulutnya.
"Delapan," jawabnya singkat.
"Bulan?"
"Tahun."
Kali ini, ada senyum canggung tersungging di bibirnya.
"Terus kamu nikah sama orang lain?"
Ia tersenyum, lebih ramah dari sebelumnya. "Kalo aku bisa ngatur siapa jodohku, aku juga ga bakalan milih untuk pernah pacaran sama dia kalo akhirnya ga jodoh juga, mbak."

Entahlah. Mungkin memang benar, hidup itu sandiwara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar