Minggu, 08 April 2012

Mari berhenti mengukur kebahagiaan orang lain dengan standard kita sendiri.
Orang dicintai bukan semata-mata karena dia "lebih" secara fisik. Jikalau demikian, mengapakah kamu mencintai sahabatmu?
Guru dihormati bukan sekedar karena wibawanya, namun juga ketulusannya.
Wania sukses yang belum menikah diusia belia, mencibir si ibu muda dengan anak tiga, walau usia masih kepala dua. Si ibu muda mengejek sang gadis eksekutif muda, karena kesendirian tampak terus mengungkungnya. Keduanya bahagia, dengan cara yang berbeda, namun membuat pakemnya sendiri sebagai dasar penilaian.

Mari berhenti menghakimi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar